Rabu, 27 Oktober 2010

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN SEJARAH ORIENTALISME

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN SEJARAH ORIENTALISME

I. PENDAHULUAN
Tuhan menciptakan segala apa yang ada di alam ini serba berpasang-pasangan. Ada siang, ada malam, ada panas, ada hujan, ada laki-laki, ada perempuan, ada barat dan ada timur. Ciptaan Tuhan juga sangat beragam. Antara satu dan yang lain tidak ada yang sama. Tuhan juga menciptakan manusia itu berbangsa-bangsa, bersuku-suku tak lain tujuannya adalah supaya manusia dapat saling mengenal. Sunnatullah di atas, mungkin dapat menjadi jawaban atas pertanyaan “mengapa harus ada Orientalis dan Oksidentalis” . Dalam bab ini kita akan sedikit membahas tentang pengertian, ruang lingkup, serta sejarah perkembangan orientalisme.Oleh karena itu simaklah dan perhatikan dengan seksama dalam presenasi makalah kali ini.

II. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian orientalisme?
b. Apa saja ruang lingkup orientalisme?
c. Bagaimana sejarah perkembangan orientalisme?

III. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ORIENTALISME
Orientalisme berasal dari kata orient, bahasa Perancis, yang secara harfiah bermakna: timur, dan secara geografis bermakna: dunia belahan timur, dan secara etnologis bermakna: bangsa-bangsa di timur.
Kata “orient” itu telah memasuki berbagai bahasa di Eropa, termasuk bahasa Inggris. Oriental adalah sebuah kata sifat yang bermakna: hal-hal yang bersifat timur, yang teramat luas ruang lingkupnya.
Orientalis adalah nama pelaku yang menunjukkan seseorang yang ahli tentang hal-hal yang berkaitan dengan “Timur” itu, biasanya disingkat dengan sebutan: ahli ketimuran.
Dan dalam pengertian lain kata orientalis digunakan bagi setiap cendikiawan barat yang bekerja untuk mempelajari masalah ketimuran, baik di bidang bahasanya, etika, peradapan, dan agamanya.
Timur maupun Barat tidak ada begitu saja, akan tetapi ada karena diadakan.Timur adalah suatu ide yang mempunyai sejarah dan tradisi berpikir, perlambang dan perbendaharaan bahasa yang telah meberikan kepadanya realitas dan kehadiran bagi Barat.Timur pada dasarnya hanyalah sebuah ide, atau sebuah produk pemikiran khayali yang tak memiliki realita. Timur adalah diciptakan (ditimurkan), timur ditimurkan tidak hanya karena ia dalam keadaan“bersifat timur”, tetapi juga karena ia dapat dijadikan timur.
Orientalisme telah berhasil mengkonstruksi Timur sebagai irrasional, eksotik, tidak beradab, mistis dan lainnya. Konstruksi semacam ini dibangun dengan menggunakan standarisasi yang ditetapkan Barat sendiri, tanpa didialogkan terlebih dahulu dengan Timur. Akibatnya, tidak terhindarkan konstruksi monolitik tentang Timur. Konstruksi monolitik Barat ini berpunggungan dengan realitas yang terdapat di dunia Timur yang heterogen dan berkembang secara dinamis.Timur telah membantu mendefinisikan Barat secara imajinatif, ideal, dan differensial.
Yang disebut Timur meliputi kawasan yang luas, termasuk Timur Jauh (negara-negara Asia yang jauh dari Eropa, seperti Jepang dan Cina), Timur Dekat (negara-negara Asia yang dekat dengan Benua Eropa, seperti Turki), dan Timur Tengah (negara-negara Asia yang terletak di antara keduanya, seperti negara-negara Arab).
Lawan kata “orient” di dalam bahasa Perancis adalah Occident, yang secara harfiah bermakna:barat. Sedangkan kata Occidental bermakna hal-hal yang berkaitan dengan dunia “barat” itu, yaitu bangsa-bangsa di situ beserta lingkungannya.
Berbeda dengan Orientalisme, maka kata Occidentalisme hampir tidak pernah disebut, karena bukan merupakan suatu keahlian khusus dalam lingkungan disiplin-disiplin ilmu.
Pengertia orientalisme dibagi menjadi dua yaitu secara umum dan secara khusus.
Pengrtian secara umum orientalisme adalah metode berfikir ala barat. Metode inilah yang menjadi landasan dalam menilai dan memperlakukan segala sesuatu.bahwa disana ada perbedaan yang fundamental antara barat dengan timur, baik dalam eksistensi maupun dalam sain teknologi.
Pengertian secara khusus yaitu orientalsme merupakan studi akademis yang dilakukan oleh bangsa barat dari negara-negara imperialis mengenai dunia timur dengan segala aspek, baik mengenai sejarah, pengetahuan, bahasa, agama, tatanan sosial politik, serta semua potensinya.dan dari dua definisi ini bisa di simpulkan bahwa orientalisme adalah: merupakan kajian atau metode barat untuk menguasai bangsa timur, debgan kedok hendak memperbaiki dan memajukan (politik maupun pikiran) demi memperlancar kekuasaanya disana.
Jadi orientalisme merupakan suatu warna dari perang dingin yang dilancarkan oleh bangsa eropa guna memperdaya Islam dan Umatnya,yang dilakukan setelah mereka kalah dan gagal dalam perang salib yang dahsyat.

B. RUANG LINGKUP ORIENTALISME
Secara garis besar para orientalis melakukan penyelidikan meliputi berbagai bidang antra lain:
1. Bidang kepurbakalan (archeology)
2. Bidang sejarah (history)
3. Bidang Agama (religion)
4. Bidang kesusastraan (literatures)
5. Bidang keturunan(etnology)
6. Bidang kemasyarakatan ( sosiology)
7. Bidang adat istiadat (Custom)
8. Bidang kekuasaan (politic)
9. Bidang kehidupan (ekonomi)
10. Bidang lingkungan ( flora dan fauna)
11. Bidang lain-lainnya.
Dalam kajian orientalisme mempunyai karakter khusus yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pemahaman orientalisme itu sendiri yaitu Orientalisme merupakan suatu kajian yang merupakan suatu ikatan yang sangat erat hubunganya dengan kolonial barat. Khususnya kaun kolonial Britania dan Perancis sejak akhir abad 18 hingga usai perang dunia kedua. Kemudian dilanjutkan oleh kolonial Amerika (sebagai simbol kolonial barat) hingga dewasa ini.
1. Jadi fenomena orientalisme berkaitan erat dengan kolonialisme. Dimana ada kolonialisme , disitu pula ada orientalisme. Semua negara barat yang penjajah, mempunyai organisasi orientalisme.
2. Orientalisme merupakan gerakan yang mempunyai ikatan yang sangat kuat dengan gerakan kristenisasi. Hal ini terbukti dengan membengkaknya jumlah kaum nasrani yang mensepesialisasikan dirinya dalam sekolah kepasturan untuk mengkaji kitab-kitab perjanjian lama dan perjanjian baru. Kemudian mereka dipersiapkan secara khusus ( dengan bekerja sama orientalisme yahudi) untuk mempelajari tentang Islam dan kaum muslimin, dengan tujuan yang beraneka ragam. Antar lain mengenal lebih jauh masalah-masalah yang mungkin dapat digunakan sebagai sarana untuk mengotori citra islam, menumbuhkan rasa perselisihan dikalangan umat Islam, serta menumbuhkan rasa keragu-raguan terhadap ajaran agama Islam dan berusaha semaksimal mungkin untuk memurtadkan umat ialam.
3. orientalisme merupakan kajian gabungan yang kuat anyara kolonialisme dengan gerakan kristenisasi, yang validitas ilmiah dan obyektifitasanya tidak dapat dipertanggung jawabkan secara mutlak, khususnya daam mengutarakan kajian tentang Islam. Yang demikian itu mereka lakukan dengan menggunakan segala bentuk sarana dan prasarana. Antar lain seruan untuk memajukan dan mengaktualisasikan evolusi Islam, westernisasi, dan modernisasi, asimilasi kebudayaan, ateisme,nasionalisme, dialog pendekatan antar agama.
4. orientalisme merupakan bentuk kajian yang dianggap paling potensial bekerja sebagai konsultan bagi negara dalam merencanakan politik mereka guna diterapkan pada satu wilayah jajahan yang dibarengi dengan gerakan kristenisasi diseluruh wilayah yang penduduknya beragama Islam.

C. SEJARAH ORIENTALISME
Berbicara mengenai perihal ketimuran yang dilakukan oleh para orientalisme, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang bagaimana sejarahnya orientalisme.
Kita tidak tahu secara pasti siapa orang Eropa pertama yang memberikan perhatiannya terhadap studi-studi ketimuran dan kapan pula waktunya. Namun yang jelas ialah bahwa beberapa orang rahib Barat pernah datang ke Andalusia di masa kejayaannya. Mereka belajar di sekolah-sekolah yang ada di sana, menerjemahkan al-Qur’an serta buku-buku yang berbahasa Arab ke dalam bahasa-bahasa mereka. Dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, khususnya di bidang filsafat, kedokteran dan ilmu-ilmu pasti.
Yang paling pertama di antara mereka adalah rahib Jerberi yang terpilih menjadi Paus di Roma pada tahun 999 M, setelah kembali dari studinya di Andalusia. Juga Pierrele Aenere (1156-1092), serta Gerard de Gremone (1187-1114). Setelah rahib-rahib tersebut kembali ke negerinya masing-masing mereka menyerbarluaskan kebudayaan Arab serta buah karya ulama-ulama terkenal. Dan mereka pun mendirikan akademi-akademi yang bergerak di bidang studi-studi ketimuran, seperti sekolah “Baduy” Arabi.
Para cendekiawan bangsa Eropa tidak ketinggalan juga untuk mempraktekan apa yang telah mereka dapatkan di institut-insitut Islam Andalusia.Yaitu berupa ilmu-ilmu yang merupakan asas bagi kebangkitan baru.Usaha mereka itu mulai kelihatan hasilnya yang gemilang pada abad ke-18 Masehi.
Menjelang pertengahan abad ke-19, bahwa literatur Barat menghantam Islam akarnya kembali pada pertengahan ideologis, historis, dan kultural antara Kristen dan Islam. Sedangkan pada abad ke-20, bahwa kaum missionaries adalah dengan mengklaim bahwa agama Kristenlah yang paling banyak berjasa bagi kemajuan yang telah diraih oleh dunia barat dengan berbagai faktor tersebut.
Perkembangan besar dalam sejarah dengan adanya peristiwa-peristiwa yaitu dengan munculnya gerakan kebangkitan yang mencapai puncaknya pada abad 15 yaitu pada masa Renaisance, di mana ilmu-ilmu Yunani dikembangkan dengan para ilmuwan muslim yang telah diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa-bahasa besar Eropa di bidang fisika, matematika, filsafat dan sebagainya. akan tetapi semua itu belum mampu mempengaruhi image sejarah, teologi, dan ajaran Islam di mata dunia Barat Kristen. Sedangkan peristiwa yang kedua, bahwa persatuan dunia Kristen dibawah kepemimpinan Gereja terganggu oleh lahirnya paham nasionalisme dan kepentingan ekonomi setelah lahirnya revolusi industri.
Dalam Islam dibangunkan oleh Perang Salib modern, ketika Jenderal Alleaby setelah merebut Yerusalem pada tahun 1917 dari Turki Usmani, dengan mengatakan : “today ended the crusade” (baru sekaranglah berakhir Perang Salib).
Kemudian tibalah fase kedua setelah perang salib, yang tujuan utamanya adalah memerangi Islam dan membendung laju perkembangannya. Perang ini tidak hanya merupakan Ekspedisi Militer untuk merealisasikan keuntungan-keuntungan di bidang ekonomi di belakang praktek imperealisme, akan tetapi ditujukan untuk menghancurkan Islam dan menghabisi para pengikutnya. Keadaan di atas di sebabkan karena kebencian dan kedengkian yang terpendam dalam lubuk hati orang-orang Nasrani terhadap Islam dan Umatnya. Ketika perang salib meletus, pasukan gelombang pertama mereka telah memusnahkan umat Islam lebih dari 70.000, bahkan kuda-kudapun bergelimpangan dalam kubangan darah yang tercucur dimana-mana.
Kedengkian ini semakin memuncak setelah mereka menyaksikan keberhasilan dan kecermelangan ekspansi Islam yang mmpu menundukan Eropa Selatan dan pulau-pulau di lautan Mediterania. Bahkan ekspansi Islam berhasil menguasai jalan masuk berbagai dan daerah-daerah besarnya, sebagian kerajaan-kerajaan kecil yang merupakan tempat kelahiran Agama Nasrani dan tempat-tempat yang di agungkan oleh mereka seperti Syam dan Mesir memeluk agama Islam. Disamping itu Islam juga mengingkari keyakinan pemeluk Agama Nasrani tentang Trinitas,Salib,dan tebusan dosa.
Hal ini di tambah lagi dengan ketakutan dan kekhawatiran kehilangan umat yang melanda pemimpin-pemimpin gereja, ketika pengikut-pengikut mereka begitu takjub dengan kekuatan Islam dan keagungan peradabannya.
Setelah itu, terjadilah perang salib,yaitu selama dua abad penuh. Pasukan salib juga sampai ke Mesir dan Syam, namun kemenengan terakhir diperoleh Islam, setelah pasukan salib dipukul mundur dan tunggang langgang dari negeri Syam.
Oleh karena itu, kekalahan tentara salib pada perang tersebut menjadi motif dalam meletakkan metode baru untuk memerangi umat Islam.Yaitu dengan mengunakan berbagai media yang berbeda dengan cara yang di oleh karena itu, pula mereka mengembangkan kajian tentang ketimuran sebagai pengantar bagi perang gaya baru ini, sekaligus mempersiapkan pemikiran dan mental.Sehingga dapat di pastikan bahwa tujuan mereka dalam hal ini sama dengan tujuan mereka dalam perang salib, hanya saja ia mengunakan metode yang baru, yang tentunya berbeda dengan metode perang bersenjata yang mengunakan perangkat-perngat keras, seperti besi, dan hal itu sesuai pula dengan tujuan program kristenisasi.
Adapun strategi orientalisme itu sendiri di mulai dengan menekankan pentingnya mempelajari bahasa umat Islam apabila memang ingin berusaha untuk mengkristenkan mereka dengan hasil yang baik. Diantara orang yang mengadopsi pemikiran itu adalah Rocerpecan dan Raymond Nedlel.
Pada tahun 1936 M dikeluarkan surat keputusan pembentukan lembaga Bahasa Arab di Universitas Cambrige. Isi keputusan ini secara tegas menyebutkan dua tujuan, yaitu: Membantu kelancaran Perdagangan dan gerakan Kristenisasi.
Baru pada abad ke 17 muncullah karangan-karangan yang berbicara tentang Islam secara umum, juga tentang peradapan Islam itu sendiri dan kesussasteraannya. Pada akhir abad ke 18 tepatnya pada tahun 1795 M, di paris didirikan sekolah bahasa-bahasa timur. Dan saat itulah awal dimulainya gerakan orientalisme dengan mengenakan cara ilmiah baru dengan mengadopsi pendapat Dousas yang menjadi pemimpin gerakan orientalisme Eropa pada masanya. Kemudian pada tahun 1779 muncul pemahaman tentang orientalis di Ingris, tak lama kemudian muncul pula di Perancis, hingga pemahaman ini secara bertahap menjadi program akademik pendidikan Perancis pada tahun 1838 M.
Setelah mencapai masa kebangkitan timbul benih-benih pemikiran imperialisme di Negara-negara Eropa. Sehinga orang-orang yang tamak dengan bekal studi tentang ketimuran merasa perlu untuk menjajah negara-negara Islam.Dengan demikian berkumpulah tujuan-tujuan bersama antara organisasi-organisasi kristenisasi dengan tujuan-tujuan imperalisme serta pemikiran-pemikiran orientalisme dalam suatu gerakan yang akan merealisasikan ketamakan mereka. Maka dimasukanlah kajian-kajian tentang ketimuran pada kurikulum universitas-universitas besar yang memiliki jenjang pendidikan hingga tingkat doktoral. Sehingga muncullah prajurut-prajurit dari kedua kelompok tersebut, yaitu kristenisasi dan imperalisme, yang benar-benar berkeinginan untuk memanfatkan hasil kajian ini untuk memusnahkan Islam, Tapi Allah Maha Kuasa untuk melaksanakan segala kehendakNya.

IV. KESIMPULAN
Orientalisme merupakan suatu warna dari perang dingin yang dilancarkan oleh bangsa eropa guna memperdaya Islam dan Umatnya,yang dilakukan setelah mereka kalah dan gagal dalam perang salib yang dahsyat.Jadi fenomena orientalisme berkaitan erat dengan kolonialisme. Dimana ada kolonialisme , disitu pula ada orientalisme. Semua negara barat yang penjajah, mempunyai organisasi orientalisme.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, semoga dapat memberikan kontribusi pemikiran kita khususnya dalam memahami pengertian, ruang lingkup, sejarah orientalisme dan oksidentalisme, sehingga kita bisa menentukan pilihan dan tindakan, bagaimana mensikapi semua ini sehingga kita tidak lagi canggung dan penasaran terhadap gerakan dan pemikian para orientalis. Selanjutnya kritik dan saran yang konstruktif akan selalu kami nantikan demi terciptanya kesempurnaan dalam makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA
Bathh, Hasanain, Anatomi Orientalisme, Menguak Tujuan dan Bahaya Orientalisme, serta Cara Umat Islam Menghadapinya, terj. Muhammad Faisal Muchtar, (Yogyakarta : Menara Kudus, 2004)
Ghurab, Ahmad Abdul Hamid, Menyingkap Tabir Orientalisme, terj. A.M. Basalamah, (Jakarta : Pustaka al Kautsar, 1993)
Http://mustafidinahmad.wordpress.com/2010/01/23/oksidentalisme/diunduh rabu,
10-3-2010 jam 08:30AM
Http://makalah-ibnu.blogspot.com/2009/12/sejarah-orientalisme.html. diunduh,
Rabu, 10-03-2010, jam 8: 57 AMA
Jamilah, Maryam Islam dan Orientalisme, Sebuah Kajian Analitik, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994)
Sou’yb, M. Joesoep Orientalisme dan Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1985 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar